2. Gangguan Penglihatan
Karena sella turcica berada dekat dengan saraf optik, ESS dapat menyebabkan gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan sebagian.
3. Masalah Hormonal
Kelenjar pituitari mengatur banyak hormon penting dalam tubuh. ESS dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon seperti hipopituitarisme, yang dapat mempengaruhi berbagai fungsi tubuh.
4. Kelelahan dan Kelemahan
Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan kelelahan kronis dan kelemahan otot.
5. Disfungsi Seksual
Pada pria, ESS dapat menyebabkan disfungsi ereksi, sementara pada wanita dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur atau infertilitas.
Diagnosis Empty Sella Syndrome
Untuk mendiagnosis ESS, dokter akan melakukan beberapa langkah berikut:
1. Riwayat Medis dan Pemeriksaan Fisik
Dokter akan mengumpulkan informasi tentang gejala yang dialami pasien dan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan ESS.
2. Pencitraan
Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau Computed Tomography (CT) scan adalah metode pencitraan yang digunakan untuk melihat kondisi sella turcica dan kelenjar pituitari. Pada ESS, sella turcica akan tampak kosong atau sebagian besar kosong.
3. Tes Hormonal
Tes darah digunakan untuk mengukur kadar hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari. Ketidakseimbangan hormon dapat mengindikasikan adanya ESS.
Pengobatan Empty Sella Syndrome
Pengobatan ESS bergantung pada gejala yang dialami oleh pasien. Jika ESS tidak menimbulkan gejala yang signifikan, mungkin tidak diperlukan pengobatan khusus dan kondisi ini hanya dipantau secara berkala. Namun, jika ada gejala yang mengganggu, beberapa langkah pengobatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Terapi Hormonal
Jika terjadi ketidakseimbangan hormon akibat ESS, terapi penggantian hormon mungkin diperlukan untuk mengatasi defisiensi hormon tertentu.
2. Pengobatan untuk Gejala
Misalnya, obat pereda nyeri untuk mengatasi sakit kepala atau terapi khusus untuk gangguan penglihatan.
3. Pemantauan Rutin
Bagi mereka yang tidak memerlukan pengobatan langsung, pemeriksaan rutin dengan dokter diperlukan untuk memantau perkembangan kondisi ini.
Pencegahan Empty Sella Syndrome
Mencegah ESS secara langsung mungkin sulit karena banyak faktor penyebabnya yang tidak dapat dihindari, terutama yang bersifat genetik atau kongenital. Namun, beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena ESS sekunder:
1. Mengelola Tekanan Darah
Mengendalikan tekanan darah tinggi dapat membantu mencegah peningkatan tekanan intrakranial yang dapat menyebabkan ESS.
2. Menghindari Cedera Kepala
Menggunakan alat pelindung saat beraktivitas yang berisiko tinggi terhadap cedera kepala dapat mengurangi kemungkinan trauma yang dapat memicu ESS.
3. Memantau Kesehatan Hormonal
Menjaga kesehatan hormonal dengan rutin memeriksakan diri ke dokter, terutama jika memiliki kondisi medis yang dapat mempengaruhi kelenjar pituitari.
4. Hati-hati dengan Prosedur Medis
Diskusikan risiko dan manfaat dari operasi atau terapi radiasi dengan dokter, terutama jika melibatkan kelenjar pituitari.
Hidup dengan Empty Sella Syndrome
Meskipun ESS bisa menjadi kondisi yang menantang, banyak orang yang hidup dengan kondisi ini dapat menjalani kehidupan normal dengan penanganan yang tepat. Penting untuk bekerja sama dengan dokter dalam mengelola gejala dan mengikuti rencana perawatan yang telah ditetapkan. Selain itu, dukungan dari keluarga dan teman-teman juga dapat membantu dalam mengatasi tantangan emosional dan fisik yang mungkin timbul.
Mengetahui apa penyebab penyakit Empty Sella Syndrome merupakan langkah penting dalam memahami kondisi ini dan mencari pengobatan yang tepat. ESS dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bersifat anatomis, genetik, maupun akibat kondisi medis atau prosedur medis lainnya. Meskipun kondisi ini dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, banyak orang dengan ESS dapat menjalani kehidupan yang normal dan sehat dengan pemantauan dan pengobatan yang tepat. Jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala yang mencurigakan, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Dengan memahami penyebab dan pengelolaan ESS, kita dapat lebih siap dalam menghadapinya dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi mereka yang mengalaminya.
Baca juga: Manfaat Retinol untuk Wajah, Awet Muda dan Bebas Jerawat!