Dalam dunia ini terdapat beragam karakter orang dengan segala tujuan dan keinginan pribadi. Dari kesemuanya tersebut juga dibedakan berdasarkan level inteligensi yang dimiliki. Mungkin semua orang di seluruh dunia mengklaim bahwa dirinya memiliki inteligensi tinggi atau setidaknya di atas rata-rata, namun benarkah seperti itu?
Memiliki inteligensi tinggi memang sangat penting, bagi kehidupan pribadi atau juga untuk urusan dengan orang lain. Khususnya untuk para profesional, memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dan perilaku yang bagus adalah merupakan aset berharga yang didapatkan dari dalam diri.
Akan tetapi, bagi orang-orang yang pada kenyataannya kurang begitu cerdas, rata-rata memiliki habit atau kebiasaan yang cukup bodoh dan tidak pernah dilakukan oleh orang-orang dengan tingkat inteligensi tinggi. Berikut ini adalah 3 hal yang kerap dilakukan orang dengan tingkat inteligensi rendah, tapi mereka tidak menyadarinya.
1. Selalu melimpahkan kesalahan
Mayoritas orang dengan tingkat inteligensi rendah akan lebih mudah dan sering menyalahkan sesuatu atau seseorang yang lain daripada berani tunjuk diri bahwa dia yang melakukannya jika ada sesuatu yang salah, error atau rusak terjadi.
Rata-rata orang dengan tingkat inteligensi rendah tidak ingin disalahkan dan tidak mau mengambil tanggung jawab atau kesalahan yang mereka buat. Mereka akan lebih memilih untuk bermain safe dan merasa dirinya bukan pihak yang membuat salah dan berusaha semaksimal mungkin untuk menutupi kesalahan dengan memlimpahkannya ke orang atau sesuatu yang lainnya.
Seorang penulis, Travis Bradberry, dalam bukunya yang cukup laris manis di pasaran, “Emotional Intelligence 2.0,” menuliskan bahwa, “Jika Anda secara konsisten terus menghindari tanggung jawab dan melimpahkan kesalahan ke orang lain, sama saja dengan Anda sedang berusaha untuk mendemonstrasikan dan memperlihatkan kepada seseorang bahwa Anda itu adalah sebuah senjata tumpul dalam tumpukan senjata tajam lainnya.”
“Bukan menjadi satu hal yang bagus jika terus menyalahkan seseorang atau sesuatu atas kesalahan yang dibuat sendiri. Jadilah seorang yang memiliki jiwa besar. Jika Anda memiliki peranan (dalam sebuah kesalahan), apapun itu, besar atau kecil, maka akuilah.”
2. Merasa selalu benar
Mungkin akan sangat jarang atau sedikit sekali ada orang yang lebih mudah mengalah dan memahami argumen orang lain ketika sedang terlibat debat argumen. Mereka rata-rata memang memiliki opini sendiri, namun pada akhirnya tidak ingin merasa selalu benar untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Namun, orang-orang dengan tingkat inteligensi rendah justru adalah sebaliknya. Rata-rata orang semacam ini sangat susah untuk dapat mengakui kesalahan dan merasa dirinya paling benar.
Bahkan jika bukan terkait dengan ada atau tidaknya suatu kesalahan atau masalah, mereka akan berlagak bahwa apa yang dilakukannya atau diucapkannya selalu lebih benar daripada orang lain.
Padahal, tingkat inteligensi seseorang dapat diukur, dinilai dan dilihat jika dia memiliki kemampuan untuk dapat mengendalikan diri dan melihat suatu masalah atau kejadian dari sudut pandang yang berbeda.
Rata-rata orang pintar menerima dan open minded terhadap segala sesuatu, termasuk kritik yang dialamatkan kepadanya.
“Jika Anda memang tidak kompeten (dalam suatu hal), Anda tidak akan menyadari bahwa Anda memang tidak kompeten. Kemampuan untuk menghasilkan suatu jawaban benar itu sama dengan kemampuan dalam mengetahui jawaban apa yang paling tepat,” ungkap para psikolog dari Cornell University.
3. Bereaksi berlebihan
Setiap orang lahir dengan segala perasaan yang dikaruniakan Tuhan, seperti contohnya adalah memiliki sifat pemaaf atau juga dapat marah.
Khususnya dalam hal marah ini, sebaik-baiknya seseorang, sesabar-sabarnya seseorang, pastinya pernah jengkel, kecewa atau bahkan marah. Hal itu adalah sesuatu yang manusiawi dan wajar.
Hanya saja, orang-orang dengan tingkat inteligensi rendah akan lebih mudah bereaksi ketika terjadi sesuatu baik yang memiliki kaitan langsung dengan dirinya atau tidak. Reaksi yang diluapkan tersebut adalah dengan cara marah dan serampangan. Dan ketika mereka sedang dalam kondisi seperti itu, rata-rata mereka tidak ingin mengontrol perasaan dan aksi sendiri karena merasa nyaman dengan keadaan tersebut.
Dengan bereaksi berlebihan dan terkadang salah tempat atau salah sasaran ini, maka orang lain yang akan mendapatkan imbasnya.
Rata-rata orang semacam ini tidak ingin mengetahui perasaan orang lain karena mereka rasa apa yang mereka lakukan adalah benar.
Bagi kalian yang ingin update informasi menarik, berita terkini dan berita terbaru terus kunjungi Goksss.com.